Friday, December 14, 2012

Menggenangmu


Untuk Menggenang Mu
Oleh:Puput trianto
Kisah ini dimulai 1 tahun lalu,hari itu tepatnya  setelah  pulang sekolah aku berjalan sambil menghayal  sesuatu yang membuat aku ingin tersenyum ,aku menghayalkan seorang wanita  cantik berambut  lurus  dengan kulit putih tinggi,dengan senyum manis  berjalan kearahku ,tiba-tiba aku terjatuh ke lubang galian bekas kabel,seketika pun aku sadar khayalanku terlalu tinggi dan membuat ku lupa akan diriku sekarang,aku berjalan sambil membersihkan kotoran yang ada di pakaianku,yang penuh lumpur coklat dan bau,banyak teman-temanku yang menggejeku,menertawakanku seolah aku ini seorang gembell yang baru saja kejatuhan sampah,tapi  aku tetap tersenyum melihat mereka tertawa aku bersyukur masih bisa membuat teman-temanku tertawa.tiba disebuah persimpangan aku melihat seorang anak perempuan yang cantik yang sedang membantu seorang nenek yang sedang ingin menyeberang jalan,aku terpesona melihat kecantikannya dan hatinya yang sangat tulus menolong seorang nenek tua renta...tersebut.dengan cepat aku berlari  ke rumah yang tidak jauh dari persimpangan tersebut,lalu aku berpikir sejenak dan bertanya-tanya apakah tuhan mengirimkan seorang bidadari dari langit,?ah entahlah yang jelas aku senang masih ada seseorang yang sangat baik hati masih ada di dunia ini.sedikit tersenyum sambil membersihkan seragam sekolah,dan bernyanyi....Perkenalkan namaku ando aku seorang anak yang hidup tanpa kedua orang tuaku,aku tak tahu apakah aku sekarang terlahir kedunia dengan membawa beban hidup sebesar ini,nima adikku aku sangat menyayanginya dia lucu dan pandai membuat aku tersenyum tapi sayang akhir-akhir ini dia tidak begitu ceria entah karna perjalanan hidup kami yang tak begitu menyenangkan,karna kehilangan kedua orang tua kami aku sebagai kaka lah yang bertanggung jawab atas semua kehidupan adikku sekarang,aku bekerja setelah pulang sekolah,dengan upah yang sedikit yang mungkin hanya cukup untuk makan adikku seorang,aku sebagai kakak menginginkan kehidupan adiku menjadi lebih baik walaupun harus bekerja keras asalkan dia dapat tersenyum maka aku akan melakukan apapun.adikku tak begitu menyukai keadaan dimana kami harus bertahan tanpa ada yang peduli terhadap kami,namun aku mencoba tetap membuat kata-kata yang mampu menyambung hidup kami,dengan semangat yang tinggi aku menjalani hidup sepenuhnya atas dasar adikku,menggais rupiah demi rupiah dengan bekerja itu lah yang kulakukan setiap hari setelah selesai sekolah hanya itu tujuan ku.Keesokkan harinya aku bertemu lagi dengan seorang anak perempuan yang kemarin telah membantu nenek tua untuk menyeberang jalan,dia menyapaku dengan ramah dan senyumnya yang manis itu pun terlihat,akupun terpesona seolah-olah aku berada di sebuah gerbang yang membelah antara dunia bidadari dan manusia.jantungku berdetak dengan kencang sampai aku tak menyadari nya dia sudah tak ada di depanku lagi.aku terkejut apakah benar ini seorang bidadari yang sekejap turun kebumi dan menghilang begitu saja.aku kemudian berlari mencari kesegala arah untuk menemukkan anak perempuan itu namun pencarianku tak membuahkan hasil,aku berjalan lirih dan bertanya-tanya dalam hati bagaimana bisa dia menghilang saat dia berada di depanku apakah aku terlalu banyak berkhayal...atau dia benar-benar bidadari atau bahkan dia hanya halusinasi ku sesaat saja,tak pikir panjang akupun berlari lagi menuju rumah dan bersiap-siap untuk bekerja demi adikku tersayang,dan demi kelangsungan hidup kami berdua.
Di sebuah sudut rumah kulihat adikku duduk termenung dengan memegang sebuah  buku yang terlihat baru entah darimana dia mendapatkan buku tersebut sambil sedikit menghapus air matax yang jatuh di pipix,aku mulai sadar adikku mungkin teringat akan sesuatu yang membuatnya sedih,nima?knp kamu menanggis apakah ada masalah disekolah tanyaku?....tidak ada kak,lalu kenapa kamu menangis?...nima hanya kangen ibu kak apakah dia baik-baik di surga ya kak...emmm adikku nima jangan sedih lagi ya.pasti ibu baik-baikj aja di surga nima jangan sedih terus nanti ibu juga ikut sedih kakak tau nima sangat kangen ibu nima berdoa minta agar tuhan selalu melidungi ibu disana....iya kak nima akan selalu berdoa untuk ibu semoga ibu disana baik-baik saja.ya sudah kakak mau masak buat nima,nima cepat mandi bis tu sholat baru makan,kakak nanti malam mau keluar sebentar,iya kak...
Kak terima kasih ya selama nie buat kerja keras kakak untuk sekolah nima,nima senang punya kakak yang baik,kaya kakaku...ahhh iya makasih ya nima kakak bangga punya adik kaya nima (sambil tersenyum),hemmmmm....cepet mandi sana,iya kak,dalam hatiku berkata aku masih mampu membuat kamu tersenyyum nima semoga kamu bisa tersenyum seperti ini dan lupa akan kenangan dulu yang membuat kamu bersedih terus tuhan jika aku ingin melihat dia tersenyum dengan riang apakah ini akan membuat kami bahagia walau kami hanya hidup berdua dan menjalani hidup dengan apa yang telah engkau beri aku akan bersyukur dan bersyukur”raut senyumnya memberiku semangat bahwa hidup bukanlah sesuatu yang dapat kita jalani dengan mudah,namun hidup juga memberiku sesuatu yang berharga yang sulit untuk kulupakan begitu saja.Hari-hari kini berlalu begitu cepat.seolah tak ada tempat berhenti walau hanya sedetik namun inilah hidup sesungguhnya yang begitu keras bahkan tak mampu dipecahkan dengan apapun tapi dapat dilunakkan dengan kesabaran & keyakinnan.
Nima kini beranjak dewasa,dan ingin meneruskan hidupnya sendiri dia memohon kepadaku untuk tinggal sendiri,bekerja sendiri karna dia menggangap dia hanya merepotkan saja,aku sebagai kakak pun tak bisa berbuat banyak,jika aku melarangnya mungkin dia akan pergi tanpa pamit darikku jadi kubiarkan lah dia pergi dengan tekad yang keras dan semangat yang tinggi dia pergi dan berjanji pulang untuk menemuikku lagi ketika impian dan harapanya telah tercapai,sedih rasanya membiarkan adik kesayanganya pergi sendirian namun ada rasa bangga di dalam hati karna nima ingin menjadi seseorang yang ingin membanggakan bagi kakaknya.dengan langkah pelan nima mulai pergi aku hanya mampu berharap dan berdoa agar tuhan selalu menjaga nima,itu pintaku dan ketika matahari mulai tenggelam semua aktivitas yang biasa kami lakukan di rumah kini terasa sepi,aku pun berjalan kedepan pintu kemudian duduk,teringat masa dimana nima selalu tersenyum aku pun terbawa suasana dan tersenyum tanpa sadar air matakku menetes di pipikku tertawa kecil kenangan yang dulu kini berubah,hari-hari pun berlalu kesedihanku kini seolah hanya sesaat saja dan hilang entah kemana tak ada lagi pekerjaan yang dapat ku kerjakan rumah yang dulu kami tinggali kini ku tinggalkan karna kondisi yang begitu tidak layak diggunakan lagi aku pun menjualnya tanpa sepengetahuan dari nima,dan aku berpikir bahwa nima mungkin juga tak akan kembali kerumah yang penuh dengan kenangan yang pahit ini.aku pun pergi ke kota dengan uang seadanya aku berharap dapat pekerjaan baru dan memulai kehidupan baru lagi.
Aku tak memiliki banyak keterampilan dalam bidang apapun,semenjak aku memutuskan untuk berhenti sekolah dan mulai bekerja untuk membiyayai sekolah adikku sampai lulus SMA,aku tak berharap banyak dari pekerjaanku karna aku menyadari sepenuhnya bahwa aku memiliki banyak kekurangan  dalam hal bekerja namun kekurangan tersebut tak mematahkan semangatkku untuk terus bekerja dan bekerja tanpa kenal lelah walaupun itu semua tak seharga dengan upah yang ku terima selama aku bekerja,namun aku tetap bersyukur dengan segala sesuatu yang tuhan berikkan kepadaku.Mungkin tuhan sedang merencenakan sesuatu kepadaku sehingga aku diharuskan untuk bersabar sesabar mungkin menghaadapi ujian hidup ini.itulah aku yang selalu mengikuti semua kehidupan yang tak tau kapan akan berakhirnya.waktu terasa begitu singkat tak terasa 7 tahun aku telah meninggalkan adikku serta rumah kami,entah kini ada dimana adikku yang pasti aku sangat merindukan senyumanya,aku selalu bertanya-tanya dalam hati apakah dia baik-baik saja apakah dia sehat apakah dia sudah bekerja,prtanyaan terakhir ku dalam hati apa mungkin dalam 7 tahun ini ia pernah ingin menemuiku di rumah kami yang dulu,jika benar aku merasa bersalah sekali meninggalkan dia padahal dia berjanji akan kembali setelah ia mendapatkan pekerjaan entah apa yang merasuki pikiran ku sehingga aku nekat pergi dan menjual rumah kami tersebut.kini penyesalanku tak ada artinya lagi semuax telah terlanjur terjadi aku hanya bisa berdoa dan berharap agar aku dipertemukan oleh adikku.cukup sudah tak ada waktu untuk berpikir kebelakang sekarang aku bekerja disebuah perusahaan yang terkenal padahal hanya sebagai security namun aku bangga telah mendapat pekerjaan ini.lambat laun ternyata boss di perusahaan tersebut ingin memperkerjakkan aku di sebuah perusahaan cabangnya yaitu di jepang,namun boss memintakku untuk menyelesaikan sekolahku yang dulu putus kini aku bersekolah lagi dan setelah beberapa tahun sekolah kini aku kuliah dengan dibiyayai oleh boss aku senang,mungkin ini yang terbaik setelah penderitaan kami berakhir dan menuju sebuah masa depan walaupun tanpa orang tua kami,kami dapat menunjukkan bahwa kami bisa hidup dan menjadi kebanggaan orang tua.setelah lulus kuliah aku pun memperoleh gelar magister dibidang bisnis aku pun dikirim oleh boss ke jepang untuk menjalankan bisnis di perusahaannya,namun sebelum aku pergi ke jepang aku ingin melihat rumah yang dulu kami tinggali bersama,setelah mencari-cari beberapa saat akhirnya ketemu juga,rumah x begitu parah sekali,aku pun bertanya pada tetangga kami dulu,bu pernahkah dulu ibu lihat nima datang kerumah ini,ibu tersebut pun menjawab 2 tahun yang lalu memang pernah ada seorang gadis datang kerumah itu namun ibu tidak sempat bertanya siapa gadis tersebut,dalam hatiku betapa penuh penyesalan,bagaimana tidak seorang adik yang paling aku sayangi,ku tinggal pergi begitu saja.ada apakah dengan diriku hingga aku tak mampu berpikir sampai sejauh itu.semua ini tak lagi berarti,bagiku setelah hal bodoh yang kulakukan,kini tak ada yang berarti lagi di dalam hidupku,seolah kesuksesan yang kuraih dengan susah payah ternyata tidak menjamin bahwa aku bisa hidup bahagia,semuax telah sirna,sinarku kini redup,bahkan tak akan lagi bersinar sampai kapanpun.sosok tua renta ini akan perlahan-lahan menghilang di telan waktu,kekecewaan,kebodohan yang menjurus kepadaku pada akhirx lah yang akan melumpuhkan diriku sendiri...berjalan menuju senja...

No comments:

Post a Comment